Selasa, 25 Maret 2014

Bank Mandiri Kini Kuasai Perusahaan Asuransi Milik PT Askes

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk (Persero) mengakuisisi 80% saham PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, anak usaha PT Askes (Persero) yang telah berubah menjadi BPJS Kesehatan.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan,  langkah akuisisi tersebut merupakan hasil dari kesepakatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

"Persetujuan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (CSPA), antara Bank Mandiri, Kimia Farma dan Asuransi Jasa Indonesia," kata Budi, di kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Sesuai kesepakatan CSPA, proses akuisisi InHealth akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama Bank Mandiri akan mengakuisisi 60% saham, Kimia Farma dan Jasindo masing-masing 10% saham, sementara Askes akan tetap menguasai 20% saham.

Untuk tahap kedua, Bank Mandiri akan membeli 20% saham Askes di InHealth paling lambat dilakukan pada akhir tahun ini. Budi pun optimis aksi korporasi ini dapat menghasilkan sinergi BUMN yang positif untuk menjadikan perusahaan pemain utama asuransi kesehatan.

"Kami positif peralihan kepemilikan ini akan memberikan nafas baru bagi Inhelath untuk memperkuat bisnis melalui dukungan jaringan distribusi dan costumer base yang dimiliki Bank Mandiri dan Jasindo serta layanan kesehatan milik Kimia Farma," tuturnya.

Budi menambahkan, kehadiran InHealth juga akan semakin memperkuat integrasi bisnis Bank Mandiri dengan anak perusahaan yang kini terus tumbuh. Sampai akhir 2013 Bank Mandiri telah memiliki tujuh anak usaha dengan total aset mencapai Rp 49,3 triliun.

"Sementara kontribusi anak perusahaan dalam laba bersih Bank Mandiri melaju dari Rp 401 miliar di 2009 menjadi Rp 2,04 triliun," pungkasnya. (Pew/Nrm)
(Nurmayanti)
Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk (Persero) mengakuisisi 80% saham PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, anak usaha PT Askes (Persero) yang telah berubah menjadi BPJS Kesehatan.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan,  langkah akuisisi tersebut merupakan hasil dari kesepakatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

"Persetujuan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (CSPA), antara Bank Mandiri, Kimia Farma dan Asuransi Jasa Indonesia," kata Budi, di kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Sesuai kesepakatan CSPA, proses akuisisi InHealth akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama Bank Mandiri akan mengakuisisi 60% saham, Kimia Farma dan Jasindo masing-masing 10% saham, sementara Askes akan tetap menguasai 20% saham.

Untuk tahap kedua, Bank Mandiri akan membeli 20% saham Askes di InHealth paling lambat dilakukan pada akhir tahun ini. Budi pun optimis aksi korporasi ini dapat menghasilkan sinergi BUMN yang positif untuk menjadikan perusahaan pemain utama asuransi kesehatan.

"Kami positif peralihan kepemilikan ini akan memberikan nafas baru bagi Inhelath untuk memperkuat bisnis melalui dukungan jaringan distribusi dan costumer base yang dimiliki Bank Mandiri dan Jasindo serta layanan kesehatan milik Kimia Farma," tuturnya.

Budi menambahkan, kehadiran InHealth juga akan semakin memperkuat integrasi bisnis Bank Mandiri dengan anak perusahaan yang kini terus tumbuh. Sampai akhir 2013 Bank Mandiri telah memiliki tujuh anak usaha dengan total aset mencapai Rp 49,3 triliun.

"Sementara kontribusi anak perusahaan dalam laba bersih Bank Mandiri melaju dari Rp 401 miliar di 2009 menjadi Rp 2,04 triliun," pungkasnya. (Pew/Nrm)
(Nurmayanti) Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman senilai Rp 1,4 triliun dalam bentuk letter of credit (LC) atau fasilitas non cash loan kepada anak usaha PT Semen Indonesia Tbk, PT Semen Gresik. Bantuan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan membantu membangun pabrik berkapasitas 3 juta ton semen per tahun.
Direktur Utama PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto mengungkapkan pemberian fasilitas pendanaan ini merupakan bagian dari bentuk sinergi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kerjasama di bidang finansial dengan Bank Mandiri ini dapat mendukung ekspansi Semen Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi di salah satu anak usaha yakni Semen Gresik. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan semen nasional yang terus meningkat setiaptahunnya," ungkap Dwi di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Selain perjanjian pendanaan, Bank Mandiri juga menandatangani Corporate Guarantee oleh PT Semen Indonesia sebagai jaminan atas dukungan induk kepada anak perusahaannya.

Fasilitas pendanaan dari Bank Mandiri berjangka waktu 42 bulan. Fasilitas tersebut akan digunakan untuk kelancaran proyek pembangungan pabrik semen baru di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas 3 juta ton semen per tahun.

Dwi mengungkapkan pertumbuhan kebutuhan semen pada tahun ini masih bertahan di kisaran 6%, atau mencapai 63 juta ton. Meski diakuinya, terjadi penurunan permintaan semen dalam dua bulan pertama 2014.

“Perseroan akan selalu melakukan penambahan kapasitas produksi secara terukur, hal ini merupakan salah satu strategi Perseroan untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri semen nasional,” tambah Dwi Soetjipto

Semen Indonesia tahun ini menargetkan mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 31,8 juta ton dan naik menjadi 40 juta ton pada 2017. Pemenuhan target tersebut akan ditunjang dengan beroperasinya Pabrik Rembang dan Indarung VI yang masing-masing berkapasitas 3 juta ton.
(Syahid Latif) - See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/2026271/bank-mandiri-bantu-semen-gresik-beli-mesin-rp-14-triliun#sthash.9nnPJ1hg.dpuf
Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman senilai Rp 1,4 triliun dalam bentuk letter of credit (LC) atau fasilitas non cash loan kepada anak usaha PT Semen Indonesia Tbk, PT Semen Gresik. Bantuan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan membantu membangun pabrik berkapasitas 3 juta ton semen per tahun.
Direktur Utama PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto mengungkapkan pemberian fasilitas pendanaan ini merupakan bagian dari bentuk sinergi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kerjasama di bidang finansial dengan Bank Mandiri ini dapat mendukung ekspansi Semen Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi di salah satu anak usaha yakni Semen Gresik. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan semen nasional yang terus meningkat setiaptahunnya," ungkap Dwi di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Selain perjanjian pendanaan, Bank Mandiri juga menandatangani Corporate Guarantee oleh PT Semen Indonesia sebagai jaminan atas dukungan induk kepada anak perusahaannya.

Fasilitas pendanaan dari Bank Mandiri berjangka waktu 42 bulan. Fasilitas tersebut akan digunakan untuk kelancaran proyek pembangungan pabrik semen baru di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas 3 juta ton semen per tahun.

Dwi mengungkapkan pertumbuhan kebutuhan semen pada tahun ini masih bertahan di kisaran 6%, atau mencapai 63 juta ton. Meski diakuinya, terjadi penurunan permintaan semen dalam dua bulan pertama 2014.

“Perseroan akan selalu melakukan penambahan kapasitas produksi secara terukur, hal ini merupakan salah satu strategi Perseroan untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri semen nasional,” tambah Dwi Soetjipto

Semen Indonesia tahun ini menargetkan mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 31,8 juta ton dan naik menjadi 40 juta ton pada 2017. Pemenuhan target tersebut akan ditunjang dengan beroperasinya Pabrik Rembang dan Indarung VI yang masing-masing berkapasitas 3 juta ton.
(Syahid Latif) - See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/2026271/bank-mandiri-bantu-semen-gresik-beli-mesin-rp-14-triliun#sthash.9nnPJ1hg.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar